SEJARAH SARUNG DI INDONESIA, SIMBOL BUDAYA YANG MENGIKUTI ZAMAN

Sejarah Sarung di Indonesia, Simbol Budaya yang Mengikuti Zaman

Sejarah Sarung di Indonesia, Simbol Budaya yang Mengikuti Zaman

Blog Article

Sabtu, 14 Mei 2022

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Hari Sarung Nasional pada tanggal 3 Maret 2019 di acara Sarung Fest di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta. Hari Sarung Nasional memiliki makna sebagai kekayaan budaya kita yang tidak dimiliki bangsa dan negara lain.


Bagi masyarakat Indonesia, sarung atau kain sarung bukan hanya digunakan sebagai pelengkap untuk beribadah, tapi juga dipakai untuk pelengkap busana, selimut ketika tidur, bahkan untuk bermain dan masih banyak lagi hal lainnya yang bisa dilakukan menggunakan sarung.








Sarung tidak mengacu pada satu identitas agama tertentu saja, tetapi dimiliki oleh semua kalangan, sifatnya plural, dan bisa digunakan oleh siapa saja, baik pria ataupun wanita. Dilansir dari laman Kemendikbud, sarung muncul di Indonesia sejak abad 14 yang dibawa oleh pedagang India dan Arab. Berdasarkan catatan sejarah, sarung berasal dari negara Yaman yang terkenal dengan sebutan "Futah".

Kini sarung sudah menjadi simbol budaya bangsa yang patut dibanggakan. Kamu bisa mendapatkan sarung dengan mudah di pasaran. Namun, untuk menentukan sarung yang tepat dan terbaik, tentu Kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal penting, seperti kualitas bahan, jahitan, kerapatan, motif, merek serta harganya.

SCAN DISINI FREE VOUCHER 200RB




Kain sarung sebenarnya tidak hanya populer di Indonesia, tetapi kain ini banyak digunakan di sejumlah negara, terutama di bagian Asia Tenggara. Sarung juga merupakan bagian kehidupan di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Mesir, Singapura, dan Myanmar, meski dengan sebutan yang berbeda-beda.


Di Mesir misalnya, sarung bukan digunakan untuk salat, tapi digunakan untuk baju tidur. Masuknya sarung ke Indonesia merupakan hasil dari perdagangan dan bisnis. Seiring dengan berjalannya waktu, sarung kemudian digunakan sebagai identitas dari perjuangan melawan penjajahan.








Sarung pun berkembang di seluruh negeri Indonesia dengan beragam motif dan warna di masing-masing daerah. Dalam zaman penjajahan Belanda, sarung identik dengan perjuangan melawan budaya barat yang dibawa oleh kaum penjajah.

Report this page